All About Open Solaris
Sejarah Opensolaris dari berbagai sumber memang tak lepas dari
sejarah UNIX pada mulanya. Pada tahun 1969, Ken Thompson di Lab AT&T
Bell menulis versi pertama dari sistem operasi UNIX. UNIX dari awal memang
dirancang untuk multitasking dan multiuser dengan interaktif shell yang masih
terlihat akrab untuk pengguna UNIX dan Linux sampai hari ini.
Selama beberapa tahun, Ken Thompson dan Dennis Ritchie terus menyempurnakan
UNIX, yang umumnya digunakan di dalam Lab AT&T Bell. Namun, pada
pertengahan akhir tahun 1970-an, UNIX versi 6 dan 7 didistribusikan cukup
banyak dan digunakan di berbagai instansi pemerintah dan akademik,
termasuk Universitas California di Barkeley. Karena licensi nya yang ringan
pada awal versi AT&T’s UNIX, organisasi lainnya secara signifikan mulai
mengubah dan ikut meningkatkan sistem operasi tersebut. Project inilah yang
menyebabkan beberapa cabang utama UNIX, dan yang paling relevan dengan
Opensolaris adalah keluarga BSD (Barkeley Software Distribution).
Pada tahun 1978, Bill Joy dan rekan-rekannya di Berkeley
menambahkan virtual memory, demand paging, dan lain-lain untuk UNIX Versi
7 untuk menciptakan sebuah versi UNIX yang disebut 3BSD. Joy dan rekanrekannya
terus meningkatkan BSD UNIX selama beberapa tahun,
menambahkan TCP / IP networking, C shell, editor VI, dan fitur penting
lainnya.
Pada tahun 1982, Bill Joy mendirikan Sun Microsystems dan pada 1984
telah menggunakan UNIX BSD sebagai dasar bagi sistem operasi SunOS yang
dijalankan di Sun workstation. Sementara itu, AT & T terus mengembangkan
lini UNIX, yang biasa disebut System V, dan perusahaan lain mengembangkan
distro mereka sendiri, seperti Microsoft Xenix (yang kemudian menjadi SCO
UNIX).
Pada akhir tahun 1980-an, Sun dan AT & T mulai mengerjakan sebuah
proyek bersama untuk remerge beberapa varian populer UNIX untuk
menciptakan System V Release 4. Hasilnya, selesai pada tahun 1990, berisi fitur
terbaik dari AT & T’s sebelumnya System V Release 3, Sun SunOS, 4.3BSD, dan
Xenix 5, termasuk dukungan TCP / IP, Network File System (NFS), Unix File
System (UFS), dan Virtual File System (VFS) interface. Selain itu, System V
Release 4 (SVR4) benar-benar dipenuhi standar Portable Operating System
Interface (POSIX), yang mendefinisikan pemrograman aplikasi interface,
utilitas, dan aspek-aspek lain dari sistem operasi. Secara teori, sebuah program
POSIX interface ditulis untuk dapat berjalan pada POSIX-compliant sistem
operasi. Pada tahun 1992, SVR4 menjadi dasar dari Sun sistem operasi baru,
Solaris 2.0.
Sejak itu, Sun terus-menerus memperkuat Solaris dengan fitur seperti
kernel lab pengalokasi memori, multithreaded kernel dan dukungan proses
multithreaded, kernel 64-bit dan banyak lainnya. Rilis terbaru Solaris, Solaris
10, memperkenalkan beberapa fitur baru yang menarik seperti dynamic tracing
facility (DTrace), Service Management Facility (SMF), zone, dan ZFS file
system.
Pada tahun 2005, Solaris menjadi sistem operasi proprietary pertama
yang mau merilis versi opensource. Source code yang terbuka pada dasarnya
adalah source untuk Solaris 10, yang telah pertama kali dirilis sekitar lima bulan
sebelumnya. Sejak saat itu, beberapa pengembangan aktif di OpenSolaris telah
backported dan dirilis di Solaris 10 pembaruan. Sangat penting untuk dicatat
bahwa backports dari fitur OpenSolaris ke Solaris 10 hanya dapat dilakukan
oleh Sun Solaris 10 karena sumber kode ini tidak open source.
Fitur-fitur OpenSolaris
OpenSolaris memiliki fitur banyak yang menjadikan OpenSolaris bisa digunakan untuk skala penggunaan yang besar, dari penggunaan untuk desktop atau laptop sampai ke penggunaan dalam skala enterprise untuk database dengan tingkat availability yang tinggi. Fitur-fitur OpenSolaris diantaranya :
* Mendukung multiple arsitektur hardware computer, termasuk SPARC dan 32-bit, 64-bit x86.
* Mempunyai tingkat skalabilitas yang tinggi. OpenSolaris dapat berjalan pada single prosesor maupun multiprosesor dengan ratusan CPU dan RAM dengan ukuran terabyte.
* Memiliki filesistem yang inovatif dan mendukung volume manager. Filesistem didalamnya ZFS, termasuk Solaris Volume Manager.
* Fitur networking sampai level kernel, TCP/IP stack,mendukung IPv6,IPsec,Network Auto-Magic (NWAM) untuk konfigurasi dan deteksi otomatis interface jaringan, IP Network Multipathing (IPMP) untuk toleransi kesalahan dan load balancing.
* Keamanan yang canggih, termasuk role-based access control (RBAC), privilege yang mudah di konfigurasi.
* Kaya akan tool observasi dan debugging, misal tool monitoring system, modular debugger (MDB), dynamic tracing (D-Trace)
* Tool untuk memprediksi dan memperbaiki error pada system sendiri dalam bentuk Fault Management Architecture (FMA) dan Service Management Facility (SMF). Keduanya bekerja sama untuk mendeteksi error pada perangkat keras dan perangkat lunak dan mengambil tindakan yang sesuai.
* Memiliki beberapa bentuk virtulasasi, selain virtualisasi pada tingkat system operasi seperti virtualisai pada Solaris Zone, OpenSolaris juga mendukung virtualisasi untuk Xvm hypervisor, Logical Domains (LDoms), virtualbox dan bisa juga jalan pada VMware dan beberapa framework virtualisasi yang lainnya.
* Bisa untuk 64-bit kernel. OpenSolaris kernel berbentuk modular, device driver dapat diinstall tanpa melakukan reboot system dan fitur dapat di konfigurasi tanpa mengkompilasi kernel.
* Mendukung aplikasi 64-bit –
* Integrasi AMP stack (Apache, MySQL, PHP) untuk menjalankan web server. Continue reading →